Merpati Jacobin, Si Burung Bergaya Unik – Merpati Jacobin adalah salah satu ras merpati hias yang terkenal dengan penampilannya yang unik dan elegan. Ciri paling mencolok dari burung ini adalah bulu lehernya yang lebat dan membentuk lingkaran menyerupai tudung atau kerudung, sehingga memberikan kesan “bergaya” dan berbeda dari jenis merpati lainnya. Penampilan inilah yang membuatnya sering disebut sebagai salah satu burung paling modis di dunia merpati.
Asal usul merpati Jacobin diperkirakan berasal dari Asia Selatan, tepatnya India, sekitar abad ke-16. Nama “Jacobin” diambil dari ordo Jacobin, yaitu kelompok biarawan Katolik yang mengenakan jubah dengan tudung besar. Bentuk bulu leher merpati ini yang menyerupai tudung menjadi alasan utama penamaannya. Dari India, merpati Jacobin kemudian dibawa ke Eropa oleh para pedagang dan pelaut, dan sejak itu menjadi favorit di kalangan bangsawan serta kolektor burung hias.
Tubuh merpati Jacobin umumnya berukuran sedang dengan panjang sekitar 35–38 cm. Warna bulunya sangat beragam, mulai dari putih polos, hitam, cokelat, abu-abu, hingga kombinasi warna seperti putih-merah atau putih-hitam. Bagian paling unik adalah bulu leher yang disebut hood, yang tersusun rapat dan melingkari kepala hingga menutupi sebagian wajah. Bulu ini membutuhkan perawatan khusus agar tetap rapi dan indah.
Meski penampilannya tampak mewah, merpati Jacobin bukanlah burung yang pandai terbang jauh. Struktur bulunya yang tebal membuatnya kurang gesit dibandingkan merpati balap. Karena itu, Jacobin lebih sering dipelihara sebagai burung hias dan jarang dilepas bebas di udara. Namun, kelemahan dalam terbang ini justru membuatnya lebih mudah dipelihara di lingkungan yang terbatas.
Sifat merpati Jacobin cenderung tenang dan jinak. Mereka bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan kandang asalkan diberi perawatan yang tepat. Merpati ini juga memiliki sifat sosial yang baik dengan sesama burung, meski terkadang memerlukan perhatian ekstra saat musim kawin karena bulu lehernya yang lebat dapat mengganggu pandangan.
Perawatan dan Keunikan dalam Pemeliharaan
Memelihara merpati Jacobin memerlukan perhatian khusus, terutama pada perawatan bulu. Bulu hood yang indah harus selalu dijaga kebersihannya. Debu dan kotoran dapat merusak tampilan bulu dan bahkan memicu penyakit kulit. Pemilik biasanya rutin membersihkan dan menyisir bulu leher untuk mencegah kusut dan menjaga bentuk tudung tetap sempurna.
Kandang untuk merpati Jacobin sebaiknya luas, bersih, dan memiliki ventilasi udara yang baik. Lantai kandang harus kering untuk menghindari kelembapan berlebihan yang dapat menyebabkan penyakit. Selain itu, pemberian tempat bertengger yang nyaman juga penting agar burung dapat beristirahat dengan baik.
Pakan merpati Jacobin umumnya berupa campuran biji-bijian seperti jagung kecil, kacang hijau, beras merah, gandum, dan millet. Untuk menjaga kesehatan bulu, tambahan pakan berupa sayuran hijau seperti sawi atau kangkung bisa diberikan beberapa kali seminggu. Sumber kalsium seperti grit atau kerang tumbuk juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan mendukung proses bertelur.
Keunikan lain dalam memelihara merpati Jacobin adalah perawatan saat musim kawin. Karena bulu lehernya yang tebal dapat menutupi pandangan, sering kali peternak memangkas sedikit bulu di sekitar mata untuk memudahkan burung melihat pasangannya. Langkah ini membantu proses perkawinan dan keberhasilan penetasan telur.
Merpati Jacobin termasuk jenis yang relatif subur jika dipelihara dengan baik. Dalam satu musim, mereka dapat bertelur beberapa kali, dengan setiap sarang berisi dua butir telur. Masa inkubasi berlangsung sekitar 17–18 hari hingga menetas. Anak-anak merpati kemudian diasuh oleh induknya dengan memberikan pigeon milk, cairan kaya nutrisi yang dihasilkan dari kelenjar tembolok induk.
Karena keindahan dan kelangkaannya, merpati Jacobin sering dipamerkan dalam kontes burung hias. Dalam ajang ini, penilaian didasarkan pada bentuk dan kerapian bulu hood, postur tubuh, warna bulu, serta perilaku burung. Para penghobi merpati hias di berbagai negara rela membayar mahal untuk mendapatkan Jacobin dengan kualitas juara.
Harga merpati Jacobin bervariasi tergantung warna, kualitas bulu, dan prestasinya di ajang kontes. Untuk jenis standar, harganya berkisar ratusan ribu rupiah per ekor, sedangkan yang memiliki kualitas super dan sudah memenangkan lomba bisa bernilai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Selain nilai estetik dan ekonomis, merpati Jacobin juga memiliki daya tarik emosional bagi pemiliknya. Sifatnya yang tenang membuatnya mudah dijinakkan, sehingga sering menjadi burung kesayangan yang dekat dengan manusia. Banyak penghobi yang menganggap merpati ini sebagai simbol keanggunan dan keindahan.
Kesimpulan
Merpati Jacobin adalah burung hias yang memikat dengan penampilan bulu lehernya yang membentuk tudung indah, membuatnya dijuluki sebagai “si burung bergaya unik”. Asal-usulnya yang kaya sejarah, sifatnya yang jinak, dan keindahan yang dimilikinya menjadikan Jacobin sebagai salah satu ras merpati yang paling diminati di dunia burung hias.
Memelihara merpati Jacobin memang memerlukan perawatan khusus, terutama pada kebersihan dan kerapian bulu. Namun, usaha ini sepadan dengan kepuasan melihat burung tampil mempesona setiap saat. Keunikan bentuk, variasi warna, dan nilai jual yang tinggi menjadikan Jacobin bukan hanya hewan peliharaan, tetapi juga aset bernilai bagi para penghobi dan peternak.
Bagi pencinta burung hias, merpati Jacobin adalah pilihan yang tepat untuk menambah koleksi. Keanggunannya mampu menjadi pusat perhatian, baik di rumah maupun di ajang kontes. Dengan perawatan yang tepat, merpati ini akan selalu tampil memukau, mempertahankan reputasinya sebagai salah satu burung paling modis dan unik di dunia.